Mencari yang tidak ada akan lebih bermakna apabila disertai dengan hati dan jiwa yang bersih

Senin, 12 Desember 2011

Amenangi jaman edan..

Amenangi jaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Melu edan ora tahan
Yen tan melu anglakoni
Boya keduman milik
Kaliren wekasanipun
Ndilalah kersaning Allah
Begja begjaning kang lali
Luwih begja kang eling lan waspada

Surat Buat Ibu...

Ibu,

 Selamat malam,ibu....Sengaja anak ibu kirimkan surat ini untuk ibu, berharap bisa sampai terbaca oleh ibu. Aku taruh surat ini di atas batu nisan ibu. Aku kabarkan untuk ibu tentang berita aku dan adik-adikku, ibu. Sebelumnya maafkan aku yang tidak akan memberitakan anak-anakku,istriku,ayahku,kakak-kakakku dan cucu-cucu ibu.

 Ibu...saat ini aku di alam fana ini baik-baik saja. Perlu ibu ketahui, sekarang ini keinginan ibu yang mendambakan aku menjdi seorang pegawai negeri sudah terkabul. Teringat masa-masa aku msih sekolah, ibu di tempat jualan ibu, ibu selalu bertanya tentang pelajaran yang aku terima di sekolah. Tentunya, sambil mendengarkan pertanyan-pertanyaan ibu, aku, anakmu ini tak henti-hentinya sambil memainkan beras yang ada di tong beras di warung. Ibu, sekarang ini aku sudah penuh menjadi seorang pegawai negeri sipil, seperti yang ibu angan-angankan. ingatkah ibu, saat ibu menanyakan tentang kapan aku menjadi pegawai negeri, aku selalu menjawab"bu, tidak usah dibicarakan tentang itu, bukankah orang kaya akan ngobrol tentang orang miskin, dan begitu pula sebaliknya, orang miskin membicarakan orang kaya, itu semua karena mereka tidak bisa melaksanakan".
Ibu, itu semua sebetulnya adalah sugesti diri aku supaya mampu menggapainya. dan alhamdulillah sekarang tercapai. Ibu, aku tuliskan kabar ini bukan untuk gagah-gagahan. Aku kabarkan ini supaya ibu bahagia, walaupun mungkin rupa ibu secara lahiriah sudah menyatu dengan tanah. Selain untuk mengabarkan kepada ibu, aku juga mencoba sedang latihan menulis, ibu. latihan yang sekarang aku jalani bukan seperti dulu ibu mengajari aku bagaimana cara menulis latin, ini beda ibu. Mungkin akan aku ceritakan apabila aku berada di pusara ibu, itu juga kalau aku tidak lupa, karena biasanya kalu sudah di depan pusara ibu, yang ada dalam hati dan pikiran aku hanya sedih dan lantunan doa untuk ibu.

 Ibu....
 Aku kabarkan adik-adik semua sehat walaupun wajah-wajah keceriaan mereka sudah terkurangi tanpa kehadiran ibu.
ibu, semoga aku bisa menjaga adik-adik. Aku tahu ibu belum mau berpisah dengan ku dan adik-adik. Namunapa daya, nafas sebagai tanda kehidupan ibu di alam fana ini sudah terhenti, denyut nadi pertanda ada ritme kehidupan ibu juga sudah tiada. 

Ibu...
 Insya lloh besok siang atau beok sore aku mau sowan ke pusara ibu. Samapi ketemu besok di pusara ibu. Saat aku datang di pusara ibu, semoga ibu bisa memeluk anakmu ini. Ibu, ada yang terlewatkan, pohon rambutan depan rumah sudah berbuah, aku ingat kata-kata ibu, "biarkan buah rambutan itu terlihat sampai ranum, karena pohon itu ada di depan rumah jadi bisa sekaligus penghias halam rumah kita". Ya, ibu memang dulu pencinta bunga. aku kabarkan juga buat ibu, walaupun ini tidak perlu disampaikan kepada ibu, setelah meninggalnya ibu, bunga-bunga di depan rumah banyak yang menyusul ibu, entah karena tidak ada yang merawat, atau mungkin mereka mengikuti kemana ibu.

Ibu, sudah dulu ya. samapi ketemu besok sore di pusara ibu. Semoga nanti tidur anakmu ini bisa ketemu ibu.
Salam hangat anakmu.... 







.

Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian Tindakan Kelas sekarang ini sedang menjadi pembicaraan hangat bagi kalangan guru. Mereka hangat-hangatnya membicarakan proposal PTK dan laporan PTK. Bagi yang belum mengawali menulis PTK, ini merupakan sesuatu yang jadi pengantar tidur yang tidak mengenakan, termasuk saya. untuk berbagi inilah contoh sistematika laporan Penelitian Tindakan Kelas yang saya dapat dari seorang narasumber yang sekarang beliau sudah memperoleh kepangkatan golongan IV D. Semoga bermanfaat...

BAB I  PENDAHULUAN
A.      Latar belakang masalah. Mengemukakan masalah yang dihadapi guru/kepala sekolah, yaitu kesenjangan antara yang terjadi dengan yang diinginkan.
B.       Identifikasi masalah, yaitu mengidentifikasi dugaan- dugaan penyebab terjadinya masalah. Biasanya ada beberapa dugaan yang teridentifikasi.
C.       Pembatasan masalah, yaitu membatasi salah satu atau 2 yang ada pada identifikasi masalah, nantinya yang akan diteliti dan dibahas secara mendalam.
D.      Rumusan masalah, memadukan antara masalah yang dikemukakan dengan pembatasan masalah, kemudian dikemas dalam kalinat tanya.
Misalnya : Apakah dengan melakukan ….. dapat meningkatkan …. ?
                  Bagaimana  melakukan .... agar dapat meningkatkan ....?
E.       Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalahnya
F.        Manfaat penelitian, misal untuk kepala sekolah, untuk guru, peserta didik,, untuk Dinas pendidikan.

BAB II  KAJIAN TEORI
A.    Kajian teori
Berisi kajian yang secara teoritis dapat menjawab rumusan masalah yang ada. Dalam kajian teori
1.      Menggunakan buku atau referensi lain yang secara teori bisa menjawab rumusan masalahnya.
2.      Mengemukaan pendapat penulis yang secara teori bisa menyelesaikan/ menjawab masalah yang ada                    
                      B.    Hipotesis tindakan.
Berdasarkan kajian teori, dimunculkan hipotesis tindakan, yaitu tindakan yang diduga bisa menjawab rumusan masalahnya. Hipotesis tindakan memadukan paling tidak 2 hal yang ada dalam kajian teori.
Contoh : Dengan melakukan …. dapat meningkatkan ….
Indikator pencapaian: Terjadi peningkatan ....... dari.. menjadi ....


                         BAB III METODOLOGI PENELITIAN, secara umum berisi apa saja
                         yang akan dilakukan dalam penelitian, meliputi:
A  Tempat penelitian
B.  Waktu penelitian
C.  Subjek penelitian
D. Skenario penelitian, yang dijabarkan menjadi siklus siklus dengan setiap siklusnya memuat perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
E.  Teknik pengumpulan data
F.  Instrumen penelitian
G. Teknik analisis data, umumnya dengan menggunakan analisis deskriptif.

                  .  BAB IV PELAKSANAAN, LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
                        Dalam bab ini mendeskripsikan apa saja yang sudah ditulis dalam bab III,didahului menyampaikan kondisi obyektif sebelum penelitian,  diteruskan dengan pembahasan menggunakan analisis deskriptif tentang ketercapaian tujuan penelitian

     BAB V  KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
B.     Saran

Sabtu, 10 Desember 2011

Saatnya perubahan Itu..

Profesi guru sekarang ini menjadi amat menantang. Dalam era tanpa batas guru dituntut untuk dinamis. Selalu dinamis dalam menyikapi setiap dinamika perubahan yang ada. Untuk mampu menghadapi segala dinamika, hendaknya seorang guru harus memiliki empat kompetensi yang berimbang. Keempat kompetensi itu adalah :
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Sosial
4. Kompetensi Profesional
Untuk dapat menguasai dan selalu mampu menjaga penguasaan kompetensi tersebut, hendaknya guru selalu berjalan pada rel sebagai sosok berilmu. Sosok berilmu di sini adalh guru hendaknya selalu memposisikan sebagai manusia yang selalu mempunyai pemikiran cerdas, inovatif, kreatif, dinamis, dan tidak apatis. Kadangkala kita lupa posisi kita sebagai seorang pendidik. kadang kita sebagai guru memposisikan sebagai orang yang hanya bekerja hanya mengandalkan otot. Dalam pengertian di sini, kita sebagai guru seolah-olah membiarkan alam pikiran kita tidak diisi dengan hal-hal yang bersifat idealis. Kita memposisikan pada pasrah pada sesuatu yang sudah berjalan.Membiarkan pikiran terjajah oleh kebutuhan-kebutuhan yang memang menguntungkan diri sendiri.semoga dengan munculnya Permenegpan dan RB Nomor 19/2009 menggugah kita sebagai guru dari tidur panjang kita....

CASE STUDY


Berharap Sampai ke Relung Hati
Oleh
Dedi Hantoro


             Saya adalah PNS guru di Pemda Kabupaten Banyumas yang di SK Pengangkatan diberi kepercayaan mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Gumelar. Profesi guru adalah impian yang kudambakan sejak SMP. Waktu kelas 1 SMP, saya sudah mulai berlatih mengajar, walaupun sebatas kepada adik saya dan teman-teman sebayanya. Mengajari mereka berhitung, membaca, dan memberikan pengetahuan umum sebatas yang saya ketahui semasa seusia saya adalah suatu kenikmatan yang luar biasa.Sesuai dengan tuntutan isi silabus, materi pokok pembelajarannya adalah cerita.
            Jumat, 24 November 2010, jam pelajaran pertama saya melaksanakan pembelajaran di kelas VII E SMP Negeri 1 Gumelar. Sesuai dengan isi silabus semester 1, saya mengajar Kompetensi Membaca terintegrasi dengan Standar Kompetensi:Memahami makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana yang berkaitan dengan lingkungan terdekat , dan Kompetensi Dasar:  Membaca nyaring bermakna kata, frasa dan kalimat dengan ucapan, tekanan, dan intonasi yang berterima yang berkaitan dengan lingkungan terdekat. Malam sebelum pembelajaran, saya menyiapkan materi yang sesuai dengan RPP.
            Bel tanda masuk bergema, anak-anak kelas VII E dengan sigap berbaris di teras ruang kelas mereka untuk bersiap menyambut saya. Mereka pun berbaris menjadi 2 kelompok. Setelah sampai di depan ruang kelas VII E, seperti biasa, saya berdiri di depan pintu. Satu persatu anak-anak menyalami saya, kemudian diteruskan masuk ke ruang kelas dan dilanjutkan duduk di kursi masing-masing. Saat mereka bersalaman dengan mencium tangan saya, pikiran saya menerawang dan dalam hati berkata, “saya harus benar-benar membuat mereka mampu menangkap pelajaran saya”.
            Setelah semua sudah berada di ruang kelas, saya pun mengikuti mereka memasuki  ruangan. Saya berdiri di depan kelas dan dilanjutkan memberikan perintsh kepada ketua kelas untuk memimpin teman-temannya untuk berdoa.
            “ Morning, Students!”, sapa saya. “Morning, Sir!”, balas mereka. Setelah memanggil mereka satu persatu untuk didata kehadirsnnya pelajaran pun di mulai. Dengan memakai bahasa Indonesia, saya bertanya kepada ana-anak, “Siapa yang sudah pernah melihat surat undangan?”. Mereka berebut menjawab bahwa mereka sudah sering melihat surat udangan. “Undangan Pernikahan,Pak”, Jawab mereka kompak.
Akhirnya saya pun mulai untuk menerangkan undanagan dalaam bahasa Inggris.
“Wah,Pak..Kalau undangan kados ngaten boten nate diengge Pak,”celetuk beberapa anak. Saya pun beberapa saat terkesiap. “Iya bener juga kata kalian.”batin saya. Tidak beberapa lama saya tersadar. “Ya kalau sekarang belum. Tapi di kemudian hari pasti kalian akan gunakan, “jawab saya diplomatis. Setelahproses belajar selesai aaya tutup pelajaran. Namun dalam hati, saya berkecamuk memikirkan tentang ucapan anak didik saya tadi. “Apa selama ini pelajaran yang saya berikan yang sesuai silabus sudah sesuai dengan kondisi social dan kebutuhan mereka untuk memanfaatkan bahasa Inggris sebagai means of communication? , “Tanya saya kepada diri sendiri.
Pertanyaan itu selalu muncul tiap kali saya memasuki ruang kelas untuk mengajar bahasa Inngris kepada anank-anak.
             




Refleksi
Oleh: Penulis

Tulisan case study ini sebagai curahan hati saya akan pengalaman mengajar tentang bahasa Inggris, Melalui tulisan ini, pertanyaan di batin saya semoga dibaca oleh teman-teman lain seprofesi dengan harapan ada banyak masukan. Masuka buat saya supaya memperbaiki pola mengajar sehingga ada link and match dengaan kondisi siswa saya.